Assalamu'alaikum wr.wb.
Tatkala kata tak lagi bermakna, bukan bermaksud hendak menjadi sok sastra, akan tetapi yah... Fenomena, apatis, utopia.. Tatkala kata tak lagi bermakna...
Mari kita cerna terlebih dahulu, saat ini umumnya manusia hanya pandai membual kata. Kata kata yang tidak ada maknanya sama sekali. Sampah? Mungkin, akan tetapi ada yang lebih buruk,,, apa itu?? Mau tau? Mau tau???
Kata bilamana tidak ada sesuatu yang hendak kita utarakan kenapa kita tidak diam saja? Kenapa tidak diam daripada berkata tapi tak bermakna? Terlebih lagi bilamana tidak ada esensinya sama sekali. Yah, bukankah telah jelas sebuah untaian kata yang simple seperti ini :
Bilamana engkau tidak mampu berkata baik, maka diamlah.
Sudah barang tentu, kata diatas tidak lagi diindahkan. Sekarang, kebebasan berpendapat semakin sering dijadikan tameng pembenaran? Akankah tameng pembenaran tersebut merupakan sesuatu yang sangat HAQ? Benar dimata sang Penguasa Cinta???
So, tatkala kata tak lagi bermakna, bagi saya adalah sebuah kiamat akan dunia sastra. Kenapa kita sering membual? Kenapa begitu sering???
Astaghfirullah...
0 komentar:
Posting Komentar