Ngampus, menjadi suatu hal yang rutinitas dilakukan oleh para mahasiswa. Ke kampus, untuk apa? Mencari ilmukah? Atau untuk mendapatkan ijazah??? Yuk, sebelum berangkat kuliah hari ini dengan sajian mata kuliah Kependudukan yang notabene dosennya sangat disiplin. Sejenak ku merenungkan hakikat dari kegiatan yang namanya Ngampus.
Tulisan ini bukan untuk mendiskreditkan sejumlah pihak, akan tetapi lebih ke arah intropeksi diri, utamanya saya. Ubaid, yang sedang mencari jiwa yang hilang. Walaupun akhirnya kumenemukan metamorfosa siluet dari jiwa yang hilang kini menjadi bayang yang bisa Anda baca disini. Kembali ke yang namanya "Ngampus". Yuk telaah,,Ngampus - Rutinitas Harian Mahasiswa
Ngampus tentunya hal yang biasa bagi mereka yang sudah tidak lagi bergelar menjadi mahasiswa. Ngampus, rutinitas mereka. Akan tetapi, seberapa dekatkah mereka akan kegiatan yang namanya Ngampus? Apakah yang namanya ngampus hanya berupa kegiatan duduk diam anteng mendengarkan ceramah sang dosen? Apakah hanya sebatas belajar di ruang-ruang kelas? Di ruang laboratorium???
Tujuan Ngampus
IJAZAH!!! Benarkan??? Tujuan kebanyakan manusia bergerak memasuki gerbang universitas adalah untuk mencari yang namanya IJAZAH. Tidak bisa dipungkiri memang, ijazah bukan segala-galanya, akan tetapi segala-galanya juga membutuhkan ijazah. Untuk melamar pekerjaan, butuh IJAZAH. Untuk nikah, apakah juga butuh IJAZAH??? Hehehehe,,,
So, yuk ngampus
Yuk mari yuk kita ngampus bukan hanya sekedar rutinitas,akan tetapi marilah kita memahami hakikat filosofis di balik ngampus. Kita ini mahasiswa bro, sis,, sudah tidak lagi selayaknya hanya bisa duduk diam mendengarkan wejangan yang tak bermakna mendalam dari si dosen. Ayolah, buat perubahan, sekecil apapun itu.. Perubahan adalah hal yang pasti, pasti akan berdampak, entah itu jangka waktu yang panjang maupun dalam jangka waktu yang pendek. Itulah ngampus...
Mungkin jikalau Anda membaca tulisan saya ini akan SANGAT BANYAK mengernyitkan kening. Ya, ternyata ada juga yah blogger atau narablog yang pikirannya aneh kayak saya.. Ubaid, pencari jiwa yang hilang. Hehehehe...
0 komentar:
Posting Komentar