Sharing is Caring | Simple Share™ Berbagi Informasi yang Positif | SEO, Tips, Tutorial, Resensi, Review, Cerita Kehidupan Simple Share™

Minggu, 06 November 2011

Seberkas Cahaya di Palestina (13/14)

Hari  ini adalah hari Arafah, hari puncak kegiatan haji. Rasulllah bersabda : “ Haji adalah Arafah “. Artinya kehadiran seorang jamaah haji di Arafah adalah mutlak. Bila  tidak maka batallah hajinya. Arafah adalah sebuah padang luas yang dikelilingi bukit-bukit. Di tempat inilah pada setiap tanggal 9 bulan Zulhijjah Allah swt datang secara  khusus mendekati tamu-tamu-Nya yang  berdatangan dari seluruh penjuru dunia  untuk memenuhi panggilan-Nya. Padahal nabi Musa suatu ketika dahulu pernah memohon agar diizinkan bertemu dengan-Nya. Namun ketika Dia baru menampakkan cahaya-Nya saja bahkan gunungpun hancur karena tak sanggup menerima Nur-Nya. Disalah satu bukit inipulah umat Islam meyakini bahwa nabi Adam as bertemu kembali dengan Siti Hawa untuk pertama kalinya setelah mereka diturunkan ke muka bumi.

Maka pada hari tersebut selepas subuh kamipun  bersiap-siap meninggalkan pemondokan haji. Tak satupun yang ingin tertinggal bahkan yang sedang sakit sekalipun akan dibawa menuju padang Arafah ini dengan mengendarai ambulans.  Dapat dibayangkan bagaimana lambat dan padatnya perjalanan  Makkah ke padang luas yang sebenarnya hanya berjarak 7 [i1] km ini bila sekitar 2 juta jamaah bergerak secara bersamaan menuju ke satu tujuan. Waktu tempuh yang dalam keadaan normal hanya memerlukan waktu beberapa menit itupun  berubah bisa menjadi hitungan jam.
Jalanan tersebut  tidak hanya  disesaki para jamaah yang berjalan kaki namun juga ratusan  bus yang atapnya disesaki jamaah dan puluhan  kendaraan pribadi. Laki-laki, perempuan dan anak-anak semua bercampur menjadi satu seolah membentuk lautan putih gelombang manusia. Pada waktu haji jamaah lelaki hanya diperbolehkan mengenakan 2 lembar kain tak berjahit. Satu lembar untuk menutup bagian bawah tubuh dan satu lagi untuk menutup tubuh bagian atas. Ini adalah sebuah cerminan kelak  ketika kita dikumpulkan di alam barzah, alam setelah manusia dibangkitkan kembali dari kematiannya setelah terjadinya hari akhir yaitu  hari kiamat. Imbalan berhaji  adalah surga bila Allah swt ridho terhadap ritual haji yang dikerjakannya tersebut. Inilah yang dinamakan haji mabrur.
Ya Allah terimalah amalan haji kami ini. Ya Allah berilah ridho-Mu pada kami bertiga. Masukkanlah kami kelak  kedalam surga-Mu dan mudahankanlah segala urusan dunia kami, amin Ya Robbal ‘alamin“, mohonku dengan khusuk.
***
Prof, betulkah bahwa fenomena yang terjadi di  Palestina saat ini  merupakan salah satu tanda makin dekatnya hari kiamat? Bagaimanakah bunyi hadis yang memperkuat hal tersebut ?“ tanya seorang mahasiswa  asal  Malaysia pada suatu hari di kelas hadis.
Pembahasan mengenai tanda-tanda hari akhir dan masalah Palestina adalah salah satu topik yang selalu menarik perhatian dan memancing banyak pertanyaan mahasiswa.
Coba kalian buka buku hadisnya. Siapa yang mau sukarela membaca hadis di hal 178 mengenai bab Hari Kiamat?”, tanya prof  Ali Yusuf menanggapi pertanyaan mahasiswanya.
Saya akan bacakan prof”, jawab Hanafi, seorang mahasiswa kulit putih asal Australia lantang. “ Dari Mu’adz bin Jabal. Aku  bertanya kepada Muhammad saw ,” Ya, Rasulullah terangkanlah kepada kami beberapa tanda-tanda kedatangan kiamat.”, Nabi saw bersabda : Setelah pembangunan Bait Al-Maqdis berarti itu adalah kehancuran Yatsrib ( Madinah). Dan setelah kehancuran Yatsrib itu berarti penaklukan Konstantin. Dan setelah penaklukan Konstantin itu berarti keluarnya Dajjal. Hadis diriwayatkan oleh  Ahmad dan Abu Dawud  “.
Hadis yang baru saja selesai dibacakan tadi banyak dikisahkan  di buku-buku yang membahas masalah hari akhir dan hubungannya dengan situasi belakangan ini, terutama yang terjadi di Palestina saat ini. Namun banyak diantara mereka yang tidak memandangnya sebagai sebuah situasi yang berkesinambungan. Padahal nabi sendiri mengatakan bahwa setiap peristiwa menyebabkan kemunculan peristiwa lainnya secara berurutan. Jadi ini adalah sebuah mata rantai. Perumpamaannya seperti untaian kalung yang lepas dari ikatannya. Jatuhnya sangat cepat tapi tetap dalam urutannya ”, terang prof sambil berjalan menuju jendela. Diluar tampak matahari menyorotkan sinarnya yang sangat panas.
Sebenarnya cukup banyak hadis yang menerangkan hari Kiamat dan hubungannya dengan prilaku orang-orang Yahudi saat ini. Coba perhatikan lagi hadis berikut” lanjut  prof..
Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga (bangsa) Rum telah sampai di A’maq dan Dabiq untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota Madinah, yang mana waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di muka bumi ini ”.
Sebentar, prof “ sela seorang mahasiswa sambil mengangkat tangannya. “ Ya ?”, jawab profesor kurang senang karena mahasiswa tersebut memotong hadis yang sedang dibacakannya. “ Aku pernah membaca, katanya yang dimaksud A’maq dan Dabiq adalah dua  kota yang sekarang ini berada di Syria. Benarkah ?”.
Ya benar. Sebaiknya aku terangkan dulu hadis yang terpotong tadi ”, ucap prof setengah menyindir. “ Begini…hadis tadi sebenarnya kalau dibaca lengkap panjang sekali dan agak rumit. Hadis tersebut berasal dari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh shahih Muslim. Namun pada intinya hadis tersebut  sama isinya dengan yang pertama dibacakan tadi. Perbedaannya, pada hadis  kedua tidak diceritakan peristiwa pembangunan Al-Maqdis. Mengapa? Karena pada saat Abu Hurairah meriwayatkan  hadis tersebut, pembangunan Masjidil Aqsha yang memang telah  jatuh ke tangan Muslim telah terjadi. Bahkan pembangunan dan renovasi tersebut terjadi lebih dari satu kali yaitu pada masa Umayyah, Abbasiyah dan beberapa kerajaan yang pernah menguasai lokasi tersebut “, prof berhenti sebentar untuk meneguk air mineral yang ada dalam gelasnya.
“ Dalam hal ini Abu Hurairah tidak keliru. Yang diluar perkiraannya, pembangunan yang dimaksud hadis tersebut bukanlah pembangunan yang telah disaksikannya saat itu melainkan pembangunan yang kelak akan dilakukan oleh kaum Yahudi ratusan bahkan ribuan tahun setelah masa hidupnya. Apa alasannya ? Karena pembangunan yang telah disaksikan Abu Hurairah dan juga beberapa renovasi yang terjadi sesudahnya terbukti tidak mengakibatkan hancur dan runtuhnya kota Madinah. Buktinya ya ini… hingga detik ini kita masih berkumpul di Madinah bahkan tengah membahas hadis tersebut”, terang  prof.
“ Dengan kata lain, apa yang kita saksikan saat ini, yaitu usaha Zionis Israel untuk merebut Yerusalem serta  usahanya untuk menghancurkan pelataran Haram As-Syarif sekaligus menggantikannya dengan bangunan kuil mereka adalah sebuah fenomena awal yang dimaksud hadis-hadis di atas. Begitukah prof ?”, tanyaku tidak dapat menahan kesabaran untuk diam dan menunggunya melanjutkan  penjelasannya.
“ Ya, tepat sekali “, jawabnya. “ Jadi  pada dasarnya ada 5 hal pokok yang harus  kita cermati. Pertama  pembangunan Bait al-Maqdis oleh pihak Yahudi. Kedua kehancuran Yatsrib atau Madinah. Ketiga terjadi pertempuran antara pasukan Muslim dan pasukan Rum atau pasukan Yahudi dan tentu saja semua yang mendukungnya. Keempat penaklukan Konstantin atau Istambul sekarang ini dan kelima atau terakhir adalah munculnya Dajjal “.
“  Lalu apa yang dapat kita lakukan? Mungkinkah kita dapat mencegah atau minimal  mengulur  waktu terjadinya ? “ tanya seorang mahasiswa.
“ Mencegah pasti tidak mungkin. Ini  adalah ketetapan Allah. Namun mengulurnya….aku pikir mungkin saja. Menghambat agar untaian kalung tidak segera terurai dan berhamburan. Artinya kita, umat Islam harus sekuat tenaga  mencegah agar kaum Yahudi tidak masuk apalagi merusak Masjidl Aqsho dan sekitarnya.  Jangan lupa tanah Palestina adalah milik Muslim sejak ribuan tahun lalu. Kita tidak merebutnya dari tangan Yahudi atau siapapun karena ketika pasukan Khalid bin Walid  menaklukkan  daerah tersebut, Al-Aqsho dan sekitarnya adalah daerah  yang terbengkalai dan sama sekali tidak terawat. Bahkan pemimpin tertinggi Nasrani sebagai penguasa sebelum masuknya pasukan Islam, menyerahkan dengan sukarela kunci kota Yerusalem kepada khalifah  Umar bin khattab dengan syarat kaum Yahudi dilarang tinggal di sekitar kota”, tanggap sang  professor  menggebu-gebu.
Dan lagi, sepengetahuan saya, bukankah resolusi Dewan Keamanan tahun 1967 menegaskan bahwa Yerusalem adalah milik bangsa Arab atau minimal milik  internasional? ” , tanyaku.
Ya begitulah watak Yahudi, persis seperti yang disifatkan Al-Quran, keras kepala dan tidak suka memenuhi janji “, jawab prof geram.
Kembali ke hadis. Pada pertempuran yang  terjadi antara pasukan Rum  dan pasukan Muslimin nanti, Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah mengutarakan bahwa 1/3 tentara Muslim akan melarikan diri sementara  1/3 lainnya mati syahid dan 1/3 sisanya lagi akan memperoleh kemenangan. Sementara hadis lain dengan muatan yang kurang lebih sama menceritakan bahwa di tengah suasana pertempuran antara kaum Muslimin dan pasukan Rum nanti akan terjadi banyak kemurtadan. Hadis ini berasal dari Jabir dan diriwayatkan oleh Muslim”, lanjut prof.
“ Mengapa bisa demikian,  prof ? Bukankah pada salah satu hadis yang tadi dibacakan  disebutkan bahwa  pasukan yang keluar dari Madinah dan menghadapai pasukan Rum itu adalah pasukan yang  terbaik ?” tanya Hanafi, si bule Australia  penasaran.
“ Itulah yang sering menjadi pertanyaan para ahli hadis. Mereka sering berpikir mengapa hal ini bisa terjadi. Sebagian berkesimpulan hal tersebut mungkin terjadi  sebagai dampak dari dua hal penting. Pertama yaitu dihancurkannya Masjidil Aqsho serta dibangunnya kuil Yahudi di atas lokasi bekas penghancuran dan yang kedua hancur dan jatuhnya kota Madinah yang selama ini diyakini sebagai kota suci. Bagi mereka yang kurang kuat keimanannya  kedua hal diatas  bisa jadi cukup untuk menjadikannya sebuah alasan untuk keluar dan murtad dari Islam. Bayangkan, bila pasukan terbaik dari Madinah  saja bisa murtad bagaimana dengan muslim di belahan dunia lain ?”, ujar prof dengan nada  prihatin.
“ Semoga kita dan keluarga kita bukan satu diantara mereka “, sambungnya.  “ Amin “, jawab kami serentak.
“ Professor, bagaimana pula hubungannya dengan hadist berikut … Boleh saya bacakan ? “ , tanya seorang mahasiswa dan tanpa menunggu jawaban iapun membacakan hadis berikut :
“ Suatu saat, ketika para sahabat sedang berkumpul dan berbicang perihal hari Kiamat, datanglah Rasulullah. Segera mereka menanyakan hal tersebut, maka Rasulullahpun bersabda : “Tidak akan terjadi hari Kiamat sehingga kalian melihat sepuluh tanda : Terbit Matahari dari arah Barat, Kabut, Binatang melata, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya Isa putra Maryam, Dajjal dan tiga gerhana : gerhana di timur, di Barat, dan di jazirah Arab dan api yang keluar dari jurang Adn yang akan menggiring manusia atau mengumpulkan manusia. Api itu akan menginap bersama mereka di manapun mereka menginap dan akan beristirahat siang dengan mereka tatkala mereka tidur siang. Hadist Riwayat  Shahih Muslim”.
Setelah menghela nafas sebentar, prof Ali Yusuf berujar: “ Jumlah hadis yang meriwayatkan tanda-tanda Kiamat tak terhitumg banyaknya. Ada   tanda-tanda besar  ada tanda-tanda  kecil. Namun demikian tidak mudah menafsirkan hadis-hadis tersebut. Penyebabnya beragam. Yang jelas seringkali hadis baru dapat dimengerti setelah sebuah peristiwa  benar-benar telah terjadi. Perlu kajian khusus untuk membahasnya. Itupun bisa keliru…Butuh waktu tidak saja dalam hitungan hari namun bisa saja hingga tahunan..”, prof berkata sambil berdiri membereskan buku-bukunya yang tergeletak di meja.
Aku melirik jam tanganku, pukul 14.30. Mustinya bel waktu istirahat sudah berbunyi. Namun tampaknya para mahasiswa tidak perduli. Mereka begitu antusias mendengar penjelasan  prof  Yusuf Ali yang sungguh menarik.
“ Satu  saja lagi  pertanyaan  prof..”, seru seorang mahasiswa sambil buru-buru mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
“ Baik .. .tapi cepat”, jawab prof sambil melongokkan pandangannya keluar jendela.
“ Mengenai Hari Kiamat dan hubungannya dengan  Ya’juj dan Ma’juj yang disebut dalam ayat 94-99 surat Al-Kahfi dan ayat 96-97 surat Al-Anbiyya. Banyak ulama kontemporer yang berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa bengis bermata sipit yang mendiami daerah Asia Tengah. Mereka kemungkinan adalah bangsa Mongol, Rusia, Jepang, Cina atau mungkin Korea.  Menurut para ulama ini kejahatan yang akan disebarkan mereka bukanlah kejahatan umum seperti pada masa lalu. Kejahatan yang dimaksud itu tidak lain  adalah kejahatan yang menggunakan tehnologi tinggi. Contohnya  adalah kejahatan pemikiran seperti Kapitalisme dan Materialisme. Atau bisa juga yang dimaksud adalah Cyber Crime atau kejahatan dunia maya yang memang terbukti saat ini banyak terjadi di sekitar kita. Bagaimana menurut pendapat prof?” ,tanyanya.
“ Bisa jadi”, jawab prof sambil menurunkan kembali buku-buku yang telah dijinjingnya. “ Negara-negara Asia Tengah seperti Jepang, Cina dan Korea belakangan ini memang mulai menunjukkan kemajuan yang sangat mengejutkan. Tanda-tanda akhir zaman yang telah diisyaratkan Al-Quran dan hadis memang semakin menunjukkan kebenarannya. Untuk itu mari kita sebagai umat pilihan yang telah diberi kesempatan menyaksikan kebenaran tanda-tanda tersebut segera bersiap diri. Bekal terpenting adalah ilmu yang benar disamping tentu saja  keimanan yang tinggi. Tunjukkanlah itu … songsong hari akhir dengan penuh keyakinan..Jangan berpaling dan takut mati …Tegakkan kalimat tauhid dan patuhi perintah-Nya…Allah swt pasti akan membela kita di jalan yang benar .. Allahu Akbar.. Allahu Akbar ..Allahu Akbar “, serunya menutup kuliahnya.
***
Beberapa hari yang lalu aku menerima surat dari ibu yang mengabarkan rencana ibu untuk minta cerai dari ayah. “ Uztad mengatakan bahwa Allah swt melarang perempuan menikah dengan lelaki non muslim. Artinya, dengan masuknya ibu kedalam Islam otomatis pernikahan ayah dan ibu  batal”. Itu salah satu bunyi surat ibu. Terus terang aku cukup terkejut mengetahui keseriusan ibu dalam mengamalkan ajaran yang baru dipeluknya beberapa bulan itu. Aku salut kepadanya. Tentu tidak mudah bagi seorang perempuan mengambil keputusan seperti itu, apalagi ayah dan ibu telah menikah lebih  dari 20 tahun lamanya.
Aku hanya berharap semoga ayah dapat menerima keputusan ibu. Namun tampaknya jalan hidup ayah tidaklah semulus jalanku, ibu ataupun tante Rani. Karena tak sampai sebulan setelah ibu berkirim surat, aku mendapat kabar bahwa ayah meninggal dunia karena over dosis! Aku benar-benar tak mengira bahwa akan begini akhirnya. Menurut tante Rani, ayah tak mau menerima permintaan  cerai ibu. Ayah makin sering mengamuk dan membantingi segala  yang ada di rumah.
Malam terakhir sebelum petaka itu datang, tante Rani mendengar bahwa ayah dan ibu bertikai hebat di kamar. Terdengar suara ibu menangis ketakutan sementara ayah terus berteriak-teriak mengeluarkan suara kasar dan kotor. Tante Rani tidak tahan  hanya diam di luar kamar. Ia khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan jiwa ibu. Akhirnya dengan dibantu satpam, tante mendobrak pintu kamar ke dua orangtuaku.
Didalam kamar terlihat sebelah tangan ayah  menggenggam sebelah pisau   sementara tangan satu lagi mengcengkeram lengan ibu. Ketika ia melihat kehadiran adiknya yang secara tiba-tiba masuk, ia kelihatan bingung. “ Lepaskan pisau itu “, teriak tante Rani histeris. “ Tak tahukah betapa kau telah membahayakan  jiwa Lani, istrimu? Ibu anakmu Mada?” lanjutnya.
Namun mendengar peringatan itu bukannya sadar, ayah malah tampak lebih kacau lagi. Rupanya kata Mada membuatnya  lebih sakit hati lagi. Ia menggeram dengan amat keras dan mulai akan mengayunkan pisaunya ke arah ibu. Tanpa berpikir panjang  tante Rani segera berlari mendekati keduanya dan meraih vas besar bunga yang berada di dekatnya lalu mengayunkannya ke arah tubuh besar ayah. Sejenak ayah terhuyung kehilangan sedikit keseimbangannya. Wajahnya terlihat merah padam sementara pandangan matanya liar. Rupanya ia dalam keadaan setengah mabuk.
Lebih baik kau tinggalkan rumah ini kak “, ancam  tante Rani. “ Pergi dan bermabuk-mabukanlah di luar sana. Kelakuanmu sungguh membikin malu nama keluarga besar kita”, tambah tante lagi.
Alhamdulillah berkat pertolongan Allah jua, sambil mengomel tak karuan ayahmu yang rupanya segera tersadar, mungkin berkat pukulan keras di tubuhnya, pergi meninggalkan ruangan. Namun keesokan paginya seseorang menelpon ibumu mengabarkan bahwa ayahmu dalam keadaan sekarat di sebuah hotel berbintang. Ia meminta agar ibu segera datang dan menjemputnya. Maka aku dan ibupun segera menjemput  dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun sayang, sebelum tiba di tujuan ayahmu sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Berdasarakan visum dokter yang memeriksanya ayahmu meninggal karena  over dosis.
Mada anakku
Ibumu sangat berharap agar kau mau datang dan memberinya penghormatan terakhir. Walau bagaimanapun ia adalah ayahmu. Maafkanlah ia. Disamping itu tante yakin ibumu sangat  memerlukan kehadiran dan dukunganmu. Ia tampak sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Urus secepat mungkin tiketmu. Walaupun ayahmu bukan seorang Muslim dan kemungkinan besar keluarga besarnyapun menginginkan upacara kremasi namun ibumu sebagai seorang yang telah memeluk Islam menginginkan agar upacara penyelenggaraan jenazah dapat dilaksanakan sesegera mungkin. Apa boleh buat meskipun tidak sesuai syariat yang seharusnya tidak boleh lebih dari 24 jam sejak kematiannya.
Wasswrwb.
Tante Rani.
Aku terduduk lesu. Sungguh tak kukira akan demikian akhir nasib ayah. Terus terang aku tak setuju pada yang mengatakan bahwa ini semua adalah  kehendak-Nya. Benar bahwa Allah swt memang telah menggariskan jalan hidup setiap manusia. Namun setiap manusia tanpa kecuali dibekali akal dan kemauan. Ia memiliki  potensi untuk memilih jalan mana yang ingin ditempuhnya, ketakwaan atau kemungkaran. Hidayah Allah swt akan diberikan kepada yang mau berusaha dan mencarinya. Sebaliknya Allah akan memberikan hidayah tersebut kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Maka manusia harus segera berebut mendapatkannya.
***

Seberkas Cahaya di Palestina (13/14) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Pengagum Wanita

2 komentar: